Senin, Agustus 31, 2009

Kidang: true story

(ernut's post)

Pernah, teman suami saya bertugas ke luar pulau untuk beberapa minggu. Kebetulan tempat tugasnya berdekatan dengan hutan. Pada saat tugas itu, dia sempat memelihara dan merawat seekor kidang (jawa) alias kijang yang ditemuinya di pinggir hutan dalam keadaan terluka. Hanya dalam tempo beberapa hari, seolah sudah terjalin ikatan batin antara teman itu dengan sang kijang. Sayang seribu sayang, karena misi tugas selesai, maka si teman harus kembali ke base camp-nya dan menitipkan kijang itu ke penduduk setempat untuk melanjutkan perawatan.

Beberapa bulan berselang, ada berita dari si penduduk setempat :"Halo, kijangnya sudah besar dan sehat lho, mau dikirim ke Jakarta?"
Ha, punya kijang di Jakarta? lucu juga kalee...toh ada halaman lumayan luas di belakang...pikir si teman.
"Oya deh, kirim aja ya!" jawab si teman sambil membayangkan bahwa anaknya akan girang mempunyai hewan peliharaan unik di halaman belakang.
Seminggu kemudian, kiriman dari seberang datang...tapi kok yang dikirim bukan kijang sih? Tapi hanya sebungkus besek?
"Hoi, mana kijangnya? tak jadi dikirimkah?"
"Lha itu kita sudah kirim, yang dalam besek itu..."
"Maksud lo?"...
"Itu dendeng, dendeng kijangmu!..."
........????
........

Jumat, Agustus 21, 2009

Gifts For Ayik!

(ernut's post)

Mengunjungi Pameran Flora dan fauna di Lapangan Banteng, dapat deh gambar binatang favorit Ayik. Nih Yik, for you with looovvee! Apik to? mlungker-mlungker...





Selasa, Agustus 18, 2009

Gagal nyicip serabi NotoSumaN


Tampak dekat serabi Notosuman yang bikin ngiler....


Srabi Notosuman hangat-hangat diatas tampah... fresh from the wajan...


Kalau pinggirnya sudah berkerak, tanda sudah matang...


Diangkat langsung tanpa dibalik, dan bisa langsung dinikmati...


(ayik's post)

Hari libur 17an kemaren, saya sengaja mengantarkan sepupu saya yang kepengin mencicip kuliner khas Solo yang namanya srabi Notosuman. Serabi Notosuman adalah salah satu trademark oleh-oleh kunjungan ke Kota Solo. Benar-benar rugi kalau anda sudah berkunjung ke Kota Solo, tetapi tidak sempat mencoba kelezatan Serabi Notosuman.


letaknya di Jl. Moh Yamin, di kampung Notosuman...


Profil generasi perintis kue serabi Notosuman yang legendaris...

Serabi Notosuman yang legendaris ini telah berdiri sejak tahun 1923,letak tokonya ada di kampung Notosuman, di jl, Muh Yamin. Konon kini adalah generasi ke4 dari pendiri (halaah...) warung srabi ini. Walau sudah lama berdiri, resep yang dipergunakan masih sama dan dimasak dengan cara yang juga sama. Jadi ini resep yang benar-benar orisinal dari tahun 1920 an...tenan ikii...

Serabi khas Solo ini (baca Serabi Notosuman) sangat berbeda bentuk dan rasanya dari Serabi Bandung yang saya pernah cicipi .Serabi asli Solo ini tidak dimakan bersama kuah santan yang manis, karena rasanya sendiri sudah manis dan gurih. Serabi Notosuman terbuat dari adonan tepung beras, santan, gula pasir, dan berbentuk bulat seperti apem dengan kerak di sekelilingnya yang kering dan renyah.

Notosuman sebagai merek generik kue serabi khas Solo ini sudah mendunia lho...halah...bener ini, sudah banyak wisatawan asing yang akhirnya jatuh cinta ketika mencicipi lezatnya kue serabi Notosuman ini, katanya yang jual lho yaa...qiqiqi...

Nah, kiranya hari itu nasib tamu saya sedang tidak beruntung, jam 10 kami sudah datang dan langsung memesan, ternyata stock sudah habis dipesan untuk order hari sebelumnya. Kalau mau, kami dipersilahkan memesan untuk diambil setelah jam 13.00 nanti...halaah...sudah nggak keburu dunk MBak, tamu saya sudah ditunggu pesawat... Rupanya, kalau mau beli kue serabi ini dimusim liburan yang padat pembeli, kita harus rela memesan dan antri...ealaah...maka dengan ini gagallah rencana kami menjamu tamu dengan kue serabi Notosuman... Maapkan aku, Mbak Eny.. hkhkhk...


Kamis, Agustus 13, 2009

Singkong keju langganaN


Gurih dan renyah rasa keju tenann...




Pengin buru-buru nyomot waktu masih panas-panas langsung dari penggorengan

Ini lapaknya...


(ayik's post)

Sebagai ibu ngojek yang baik, setiap hari saya selalu mangkal di tempat anak-anak kursus bahasa Inngris, yaitu di LIA. Tepat disebelah LIA ada penjual singkong keju yang mangkal. Saya dan anak-anak selalu menyempatkan diri mampir dan membelinya untuk dibawa pulang. Enak deh rasanya, gurih dan renyah, rasanya seperti ada kejunya... Entah bagaimana cara bikinnya kok bisa mak nyuss seperti ini, saya pernah nanya ke mamang penjualnya, kejunya dicampur dibumbunya atau bagaimana. Tapi si bapak cuma senyum-senyum penuh arti tak mau membagi rahasianya..... Ya iyalaah...dia takut tersaingi, tentunya.

Tapi kata teman saya, membuat singkong keju ini cara nya mudah. setelah singkong dikupas, lalu dikukus sebentar, barulah dibumbui dengan gerusan bawang dan garam plus parutan keju, rendam barang sebentar lalu digoreng sampai matang dan garing...
Oh, rupanya begitu ta caranya... Yuk kita praktekkan. Kalau sudah jadi, jangan lupa undang saya buat incipnya yaa... Halaah...apalanee...!

Jumat, Agustus 07, 2009

Si Merak Kondur....

(ernut's post)

Saya tidak besar di dunia sastra, tapi saya paham WS Rendra sejak saya masih ingusan. Saya tidak mendalami seni puisi, tapi saya mengerti bahwa puisi WS Rendra selalu "something"...
Di usianya yang terhitung panjang (menurut pengamatan saya, peluang rata-rata hidup orang Indonesia khan hanya 56-60) ...akhirnya sang merak itupun berpulang...

Selamat jalan, sosok yang telah mewarnai sejarah susastra Indonesia...
Selamat berkumpul dengan Mbah Surip!

Selasa, Agustus 04, 2009

Mbah SuriP

(ernut's post)

"Tak gendong...kemana-mana
Tak gendong...kemana-mana..
I lop yu puull!!"

Selamat jalan Mbah Surip,
Kehadiranmu yang begitu sekejap
Menyentak kita semua,
betapa bahwa tidak ada yang lama di dunia fana ini....