Selasa, Desember 30, 2008

KopDar di Ujung 2008...

(ernut's post)

Ujung tahun 2008 ini ada dua libur hari besar yang kemudian nyambung dengan wiken!...wah kesempatan emas untuk mudik melalui jalan darat, sekalian njemput anak-anak yang memang sudah di rumah Yangti dalam rangka mengisi liburan. Karena bawa mobil sendiri, kemana-mana jadinya lebih gampang, termasuk berkunjung ke sohib gemblung: Ayik! kami berpose di teras, persis pose Ayik dengan Mas Andy waktu kopdar dulu, hanya di sini kami berpelukan, yang waktu Ayik dengan Mas Andy dulu gimana, aku ndak tau....qiqi..(bu noor, becanda gitu loh)..

Namun sebelumnya, kepada seluruh sohib blogger se-dunia

kami mengucapkan:

Selamat Tahun Baru 2009

Semoga tahun mendatang ini...

menjanjikan sesuatu yang lebih baik

dari tahun-tahun sebelumnya, amin..

Juga mohon maaf, bila selama kami berinteraksi di dunia maya ini

ada salah-salah tulis atau komen..

Semua itu tidak disengaja

karena pada dasarnya kami ini lembut dan halus (makhluk halus/lelembut)


Nah...tanggal 26 Desember 2008 yang lalu, saya berkunjung ke susuh Ayik di ndalem Badran..saya tak banyak cakap (maklum pendiem, hanya memang banyak makan), dan sibuk jepret-jepret hal menarik di rumah Ayik (Ayik ini punya kebun yang hijau dan banyak bunga indah, hanya saja dia terlalu rendah hati untuk meng-eksposnya, kebetulan juga kameranya rusyak! halah..)

Anyway, by the way, busway (katrok banget dagelane), inilah hasil jepretan saya tentang susuh Ayik...saya persembahkan untuk ibunda Ayik yang telah rajin memelihara kebun dan memberikan pada saya bibit-bibit tanaman beliau....

Sekuntum mawar merah...yang kau berikan kepadaku..(ndangdut)


Bunga cantik ini sebetulnya sejenis krokot ya, tapi saya ndak apal namanya..



cantik manis, yang memang cantik dan manis...
(namanya sungguh cucok dengan wajah si Ayik yang cantik dan manis....)



Tapak Dara merah..

Eforbia merah muda...


Mawar yang lain lagi, ndak kalah to dengan kagungane mbak Tuti Nonka
(hasil jepretan yang unik, mawar menyembul diantara daun dewaNdaru)


Nah, ini apa jenenge Yik?
(Kata YangTi, namanya kembang telekan...nggilanik ya ?)




Bunga kertas orange merona


Pacar...banyu


Ini bunga kertas yang sudah brondol kelopaknya..tetep eksotis..



Ini kaluk ndak salah bunga dari tanaman sejenis nanas-nanasan..yang ditempel di pohon rambutan itu lho Yik..
(Ho'oh...)

Rambutan ijo mentah, yang mateng dan nglonthok saya santap (habis disuguhkan)..


Peliharaan Ayik, Mr. Froggy..
( peliharaan ayik dan sudah resmi diadopsi oleh Ernut)


Piye komen-mu Yik?

( Ayik's post)

Hwa..hahaha...Apik...apiiikkk.....senengnya kopdar an dengan mu sobat gemblung Dyah Ernutwati. Memang benar, kita tak banyak bicara, buat kami memang berlaku not talk action only, alias kami berdua sibuk mengunyah segala sesuatu dilokasi gazebo taman belakang dalemBadran .

Lho Nut, Mr Froggy mbok ekspose, sementara thotholane orak mbok pajang...Padahal menemani aktivitas ngariung kami ada Sup Matahari ala Ibu Ayik, juga thengkleng yang kaluk didahar terasa mak theng !

Temans, tunggu sambungan cerita tentang kopdar duoEmak di dalemBadran ya...masih ada banyak hal yang ingin kita bagi di blog ini...Sekarang, ijinkan kami meneruskan liburan akhir tahun ini.

Selamat tahun baru 2009, Luv U all....


Senin, Desember 22, 2008

Bongko

(ernut's post)


Ini salah satu kuliner "jawa banget" yang saya suka, karena rasanya gurih dan bisa disantap sambil nyeplus cabe rawit! Bisa dimakan sendirian tanpa teman, bisa sebagai pelengkap pecel ndeso seperti kita cerita dipostingan sebelumnya...



Yang tumpuk-tumpuk ini gambar bongko bersebelahan dengan gembrot...menggiurkan...sedap, murah meriah (tapi tidak murus..)


Cara bikin dan gambaran rasa selengkapnya? Nahh...itu tugas dan fungsi si Ayik...Yik, where are you?



(Ayik's post)

Lha rak tenan ta, apalanmu Nutt…Sebenarnya saya gak mudheng resep bongko ini, terus terang saya belum pernah bikin sendiri, kaluk masalah makan bongko mah, saya memang suka. Setelah mendapat instruksi dari Ernut untuk menjawab rasa penasaran teman2 akan bongko ini saya terpaksa mintak resep andalan dari mertua saya yang kaluk bikin bongko uenyaak tenan…

Konon bongko ini cara bikinnya gampang en mudah, bahannya jugak mudah didapat. Lha wong bahannya cumak kacang tholo yang sudah direbus setelah sebelumnya direndam biar empuk barang 2 jam saja. Lalu kelapa muda parut, daun sama, lengkuas, cabe rawit utuh dan daun pisang saja. Bumbunya juga gamping kok, Cuma bawang putih dan kencur yang diulek halus bersama garam secukupnya.

Jadi setelah kacang tholo dihaluskan (jangan halus2 amat yak …), campurkan dengan bumbu halusnya dan kelapa muda parut. Lalu di tum ( dibungkus daun pisang) yang sudah dialasi seiris kecil daun salam dan lengkuas. Diatas adonan tholo yang sudah tertata rapih diselembar daun pisang ini kita topping dengan sesendok areh atau kumut ( kepala santan kental, yang dibuatnya dari santan kental + 1 butir telur kocok + garam, dimasak hingga mengental) . Sudah ! bungkus dengan rapih lalu kukus, kalau sudah mateng….silahkan disantap bersama pecel ndeso atau nasi gudangan. Nyammm…nyammm

Bongko kacang tholo ini didominasi rasa gurih dan harum kencur....jangan lupa, ceplusan lombok rawitnya....Nambah dehhh....Buat yang males bikin (kayak Ernut & saya), silahken bayar fidyah saja !



GembroT!

(ernut's post)

Sebetulnya agak ndak enak sendiri mengekspos kuliner yang ini..persoalannya terletak pada namanya itu lho... tapi terus terang, saya ndak mengada-ada..keberadaan panganan ini memang nyata. Baru kemarin saya menyantapnya, bersama dengan sepincuk pecel ndeso.


Rasanya enak sih...hanya cara bikin dan dan lain-lain Ayik sudah mengacungkan diri untuk membeberkannya! Ayo silakan Yik, ojo mbok awur ya! qiqi..


( Ayik's post )

Sohib gemblung yang aneh....,

Lagi-lagi saya didhapuk untuk membagikan resep kuliner hasil buruannya, anehnya lagi, saya kok ya mau-maunya...So, sing gemblung kuwi jan-jane sapa ta El ? ( lha kok Ely yang ditanyak, Ely pun garuk-garuk kepala Belahan Jiwa nya di Jerman sana...lho El, kok kepala belahan jiwa mu yang kamu garuk-garuk...qiqiqi....salah area ya El ? )

Jadi begini sahabat blogger, sebenarnya Ernut sengaja mengeskpos bothok gembrot ini karena sesungguhnya kuliner ini memang akrab dengan dirinya. Konon menurut sumber yang dapat dipercaya, daun gembrot atawa daun sembukan juga disebut daun ngentutan...kenapa disebut begitu ? karena (katanya) kalau kita mengkonsumsi ragam masakan berbahan dasar daun ini maka kita akan rajin mengeluarkan aroma tertentu dari suatu area dibawah sana dan biasa nya keluarnya aroma ini akan dibarengi suara-suara dengan nada tertentu yang biasanya mak thuiit (dalam skala kecil)...ataupun mak brottt ......alias kentut...Dan aroma yang dihasilkannya tentu saja....qiqiqi....malu mau nulisnya....sedaaapp...kata Ernut. Sungguh tidak sopan Ernut inih...

Namun, ternyata khasiat daun sembukan atau godhong gembrot ini bukan hanya menangkal perut kembung kebanyakan angin sajah, ternyata masih banyak beberapa khasiat lagi lho, misalnya buat obat demam, disentri, maag ( sudah terbukti pada Ernut), membangkitkan nafsu makan (ingat, bukan nafsu yang lainnya lho , Mas Djoko...) , sakit gigik, menyembuhken herpes (sebagai obat luar).

Untuk ini, mungkin Bunda Dyah Suminar yang pakarnya Toga bisa menjelaskennya...monggo, Bunda... ( lha kok Bunda DS ketodhong jugak...) qiqiqi...


Buat yang penasaran dengan tanaman sembukan (Poederia foetida L.) atau daun kentutan yang masuk dalam Familia Ruhiaceae ini ada gambar mentahannya, gambar ini saya dapat dari sebuah blog juga.

BTW, saya pikir-pikir, Ernut sukak aneh juga, bukankah tanpa gembrot ini dia sudah cukup produktif ngentut ? apalagi kalau dia abis makan bothok gembrot....Ya Amplop Nut, seperti apa ya aroma susuh CK kaluk kamu abis makan bothok gembrot inih ?

Jadi inget iklan jadoel yang dibintangi Diana Pungky dan Kadir, " main gamewatch ( dialek jowo , dibaca : gembot) bikin pusing, dulu gembrot, sekarang langsing..."...qiqiqi...maksa banget dah...!



Sumber gambar : www.mazirwan.blogspot.com

Sepincuk Pecel Ndeso..

(ernut's post)

Wiken kemarin ini saya di solo, hanya sayang seribu sayang ndak sempat kopdar-an dengan sohib gemblung saya, Ayik, disebabkan dia sedang sibuk berat dengan kegiatan sosialnya, sementara waktu saya berada di Solo juga sangat terbatas. Tapi, meski tidak ada waktu ketemu Ayik, saya ada waktu jajan pecel ndeso, yang banyak dijajakan di pinggiran Lapangan Manahan. Lapangan Manahan dapat saya saya capai dengan jalan kaki saja dari rumah ibu, cedak khan?

Inilah penampakan pecel ndeso itu, terdiri dari aneka rebusan sayur mayur, diantaranya daun kenikir, daun pepaya, daun singkong, daun kangkung, daun bayam, jantung pisang, toge (togenya ada dua versi, versi rebus dan versi fresh...yang rebus bersuara nyes-nyes kaluk dikunyah, yang mentah berbunyi krius-krius..)...kemudian masih ada daun kemangi dan...mlanding! alias petai cina.

Bumbunya dua macam, bumbu pecel yang berwarna kehitaman (kenapa hitam? apakah karena ada wijennya, Yik?) dan bumbu dari parutan kelapa (seperti bumbu urap).


Pecel tersebut disajikan dalam pincuk, atau piring dari daun pisang, bersama nasi merah. Sebagai asesoris peneman pecel ada pilihannya: bongko, gembrot atau karak. Saya pilih tiga-tiganya...(wah, maruk..lha iyalah..kapan lagi sih?)

Nah, apakah ada yang cleguks?

Kamis, Desember 18, 2008

Dada Remuk!

(ernut's post)

Tadinya saya kira bahwa masakan bebek yang paling top markotop adalah bebek masak hitam yang menjadi andalan warung bebek di deket susuh saya. Sedemikian cintanya saya pada olahan bebek itu, sehingga dipastikan dalam satu minggu pasti menyempatkan beli. Bahkan, pada saat saya mudik kemarin dengan nekat, jauh-jauh dari Jakarta ke Solo, saya bawa nasi bebek bungkus untuk oleh-oleh sohib gemblung saya, Ayik. Pamer.

Akan tetapi, wiken kemarin, pas saya dan suami ke Bandung, saya diajak mampir ke warung bebek Pak Slamet, di jalan Buah Batu. Setelah lihat menu, saya tertarik pesen sajian dengan judul unik: Dada Remuk! Judul dahsyat, cucok buat yang patah hati huehehe..

Dada remuk ini ternyata dada bebek yang digoreng dengan bagian daging yang sudah sebagian besar dipisahkan dari tulangnya, sehingga kita tidak perlu susah membetot-betot daging bebeknya. Artistiknya, tulangnya tetep ikut disajikan, untuk menambah meriah kalik...

Setelah saya icipi, hoorrok..luar biasa uenak, empuk, gurih, garing...mak nyas!! Wah bebek tetangga itu kalah jauuhhh!

Nah..yang mak nyas! tadi adalah sambel koreknya...sungguh pas dengan selera katrok saya yang suka sambel pedes!


Bebek Goreng Pak Slamet ini sebetulnya aslinya berada di Solo, sedangkan yang di Bandung adalah kelas jauhnya hehe...Saya sendiri orang Solo, tapi sempat ngicipi Pak Slamet malah di Bandung...sungguh terlalu!
(Yik, ntar kaluk aku ke Solo, kopdar kita ke Pak Slamet ya!)

Inilah hasil terakhir dari kegiatan kami...pinginnya nglethak balungnya juga...tapi kok nggragasmen! hiks! Lihat pula cobek sambel koreknya..licin..seperti habis dicuci! Sungguh pelanggan yang semangat!

Selasa, Desember 16, 2008

Seterikan Jago!

(ernut's post)

Pada suatu hari, sekian tahun yang lalu, saya diantar kakak ipar dan mertua berangkat ke Semarang untuk mengikuti Pra Jabatan. Namanya juga akan berada di asrama beberapa minggu, jadi bawaan saya lumayan banyak, wabil khusus kopernya. Pada saat kakak ipar bantu angkat koper itu, dia langsung komen, "buuteet brat banget ini koper, isinya seterikaan jago ya?". Saya ngakaks sambil malu mendengar celetuk spontan itu.

Saya sebetulnya termasuk generasi yang tidak ngalami zaman seterikaan jago. Barang itu hanya saya lihat di toko barang antik, atau di rumah orang dan biasanya sudah tidak digunakan. Setahu saya, untuk menggunakan seterikaan ini, diperlukan arang membara yang dimasukkan ke dalam perut seterikaan yang terbuat dari besi tersebut. Besi yang panas, diharapkan dapat menghaluskan kain yang kucel. Bagaimana ya kaluk baju putih malah kecipratan abu arengnya?

Yang jelas, seterikaan ini berat. Jadi, pantas saja koper yang berbobot tidak lazim dicurigai isinya seterikaan jago ini huehehehe...

Saya nemu gambar tumpukan seterikaan jadul ini di Kampung Daun, Bandung. Apik to?

Senin, Desember 15, 2008

Jenang Kudus untuk Jeng Ely


(ayik's post)

Sejujurnya sebelum memutuskan untuk posting ragam penganan yang satu ini saya sempatkan untuk berpikir dulu mengenai efeknya nanti...Karena saya tahu, seorang sahabat saya diseberang sana bisa ngeces dan ngiler bila ngebayangin penganan asli dari tanah kelahirannya Kudus sana muncul di blog ini.

Well, untuk Jeng Ely yang saya belum pernah melihat wajah aslinya, ini saya kirimi Jenang Kudus cap Mubarok dan Sinar Tiga Tiga silahken dinikmati ya Jeng...enak sekali ya rasanya, legit-manis-kenyil-kenyill...nyammm...nyammm...yummy...enyak tenan...

Berhubung belum memungkinken untuk mengirimken jenang aslinya, maka gambarnyapun cukup jadi pengobat rindu tanah kelahiranmu, Wahai jeng Elly...maka terimalah...

( Lho...lho..., Jeng Ely, lha kok tidak cumak ngeces...weee...lha kok malah semaput sangking kangennya sama kota Kudus...sama jenang kudus juga...walaah...gek kepiye iki, Nut ? tulung...tulung...
El, Ely, nyebut dong El... nyebut...)

Kemudian jeng Ely tersadar dan nyebut ..." Jenang Kudus...!" e...alaahh....bocah iki pancen kangen Kudus tenan tibakne...

TimpaN...

(ernut's post)

Ini lagi, camilan khas Aceh, kuliner melayu yang enyak kenyil-kenyil, timpan. Kudapan yang saya nikmati di negeri Searambi Mekah ini terbuat dari pisang raja dan tepung ketan yang diulet kemudian dikukus setelah sebelumnya dibungkus dengan daun pisang. Yang unik, daun pisangnya selalu daun yang yang muda sekali, sehingga tampilannya menjadi ayu..

Jadi ingat makanan jawa yang mirip-mirip ini, namanya utri, hanya dibuatnya dari parutan singkong...

Di daerah sohib, ada yang mirip juga?

Kamis, Desember 11, 2008

Ayam TangkaP!

Pada saat dinas ke Aceh beberapa saat yang lalu, langsung oleh teman dari Aceh saya digiring ke restoran khas Aceh, Cut Dek, supaya mencicipi masakan Aceh. Saya pasrah saja.
Salah satu menu yang dipesan adalah ayam tangkap. Tadinya saya pikir masakan itu diberi judul unik karena si ayam baru ditangkap kaluk ada yang pesen. Tapi rupanya sebenarnya hanya sindiran saja...Memang ayamnya baru diolah pada saat akan disajikan...Mungkin karena prosesnya seperti itulah, pelanggan jadi menunggu agak lama sebelum bisa menyantapnya..sehingga tamu yang tidak sabaran kemudian nyeletuk "mana neh ayamnya, sedang ditangkap ya?"...
Yang khas dari masakan ini, ayam kampung yang dimasak dengan kemiri, jahe dan bawang putih ini disajikan bersama umbrukan daun salam koja (temurui orang Aceh bilang) yang renyah kemripik! Tampilan yang terkesan acukadul ini berakibat ada yang tega menyebut dengan hidangan Ayam Sampah! Holoh, tega nian....





Rabu, Desember 10, 2008

Desember 1990 ternyata sudah 18 tahun yang lalu


belum kebayang akan nangsib kita nanti...., yang ada cuma seneng & lega akhirnya bisa juga diwisuda...Ada Dhiar diantara kita, dimana ya Dhiar sekarang ?


pas banget dengan nama blog ini, duoEmak siap diarak dengan kereta kelinci...

(ayik's post)

Tadi pagi ketika iseng-iseng membuka album lawas, mata tertumbuk pada sebuah album wisuda sarjana ditahun 1990. Ngekxs..., ada foto-foto wisuda kita...dan ternyata tanggal wisuda kita Nut, adalah 11 Desember 1990...itu artinya sudah 18 tahun yang lalu....Ya ampyuuun (emang knapa ? ada yang aneh ? )

Cuba' apa yang kita pikirkan ketika baru saja lulus S1 dan kemudian di wisuda ? kita tak pernah berpikir akan jadi apa kita hari ini, tentu ? Nangsib telah membawa kita kepada perjalanan hidup yang penuh dinamika...halaah....
Kita diwisuda barengan, meninggalkan kawan Tatiet dan Ika yang menyusul belakangan, dan membiarkan Milah duluan mengejar cita2 dengan ijazah sarjananya...

Lalu aku menikah duluan...., tapi menggelar resepsi dengan hari yang cuma selang sehari dengan resepsi perningkahanmu supaya para sahabat bisa menghadiri resepsi pernikahan kita, meskipun kita sendiri tak bisa saling menghadiri...qiqiqi....sahabat yang aneh...

Nangsib kemudian membawamu menjadi seperti saat ini,nangsib juga yang menghantarkanku menjadi ibu rumah tangga yang happy, Insya Allah, kita adalah dua Emak yang happy...
18 tahun yang lalu ketika kita cengingisan di fota-foto saat wisuda, pasti tak terbayangkan akan perjalanan waktu yang menunjukkan pada garis nangsib dari Gusti Allah ya, Nut...

Sumpritt, aku nggak lagi mellow mengenang masa-masa lalu kita, cuma kok kayak kebetulan saja, nemu gambar-gambar wisuda kita menjelang tahun ke 18 setelah wisuda kita dulu...

Sahabat, pernah gak kepikiran flashback cerita lama ketika melihat foto-foto jadoel kita ?

Buat Ernut, I lop U

Ngekxs !

Selasa, Desember 09, 2008

Pencari Kerja...

(ernut's post)

Kaluk Mas Anang membahas panjang lebar di Blog Biru-nya tentang serba-serbi melamar menjadi PNS. Saya kebetulan menjadi salah satu peninjau pelaksanaan tes serupa di kantor saya. Menyaksikan antusiasme peserta yang ingin mengadu nasib untuk menjadi PNS, hati ini jadi trenyuh..Lowongan hanya dua ratusan..pelamarnya dua belas ribuan...Tentu akan banyak yang kecewa setelah pengumuman nanti... (Foto di atas adalah foto sebagian kecil motor para pencari kerja itu...)

Bagaimana dengan sohib? Punya pengalaman mengesankan tentang pekerjaan?

Jumat, Desember 05, 2008

PeleM WulunG...

(ernut's post)

Pelem adalah kosa kata Bahasa Jawa, yang artinya mangga. Sedangkan wulung, adalah juga istilah jawa yang selalu dihubungkan dengan benda-benda yang berwarna hitam keungu-unguan. Contoh pitik wulung adalah ayam yang sekujur badannya dari paruh sampai ceker berwarna hitam (suka jadi bahan request mbah dukun hehe). Senthe wulung adalah tanaman sejenis talas yang mulai dari batang sampai daunnya berwarna hitam ungu. Makin pekat warna di wulung, harga makin mooy!

Tapi kaluk pelem wulung, saya baru denger, baru liat dan baru ngerasain ya kemarin itu..
Saat main ke rumah teman kantor, saya disuguhin mangga jenis aneh ini. Ukurannya tidak besar (seukuran mangga talijiwo), rasanya ada unsur nyegrak dan getir (mirip kweni)...dan warna hitam keunguan! Bagi yang tidak ngerti riwayatnya, mangga ini sepintas dikira mangga busuk, padahal kaluk dipegang, bodinya sekel dan warnanya memang demikian dari sononya...

Karena bentuknya yang imut, maka agar daging mangga dapat dinikmati secara optimal, cara mengupaspun ada tekniknya. Belah-belah dagingnya (jangan sampai terlepas dari pelok-bijinya), kemudian kupas kulitnya mulai dari ujung, kulit tarik ke bawah perlahan...siapkan mulut dan slruupp!! goyangkan lidah, nikmat! Lanjut ke belahan berikut.

Nah, pernah makan buah aneh?

Kamis, Desember 04, 2008

GethuK Lindri...



(ernut's post)

Pada saat rehat kopi, di suatu kegiatan kantor di Semarang, inilah salah satu suguhan snack untuk para pesertanya, gethuk lindri. Teman-teman heran, yang lain pada sibuk mengudap, saya malah sibuk jeprat-jepret ambil gambar gethuk...(tak tahu mereka, ini bakal potensial jadi bahan postingan hahaha..)

Dunia kuliner, menurut pengamatan saya memang dari hari ke hari maju pesat, hidangan tradisional mampu tampil dengan citarasa dan citaseni tinggi tanpa meninggalkan ciri etniknya...Contoh kecil ya gethuk lindri ini, tampilan dengan paduan warna pelangi, juga rasa yang lembut dan lumer.., menjadikan si gethuk tidak minder mejeng di hotel bintang lima...(saya pingin nambah lha kok udah kehabisan...)

Sedangkan cara bikinnya?, nah...Yik.., giliranmu, man!

Selasa, Desember 02, 2008

duo Emak d/h duo Kribo

Duo Kribo, yang aslee...,tampak sangar - garang tapi berwibawa...

(ayik's post)

Siapapun mahfum, bahwa duo kribo yang asli adalah nama sebuah grup musik yang beranggotakan Ahmad Albar dan Ucok Harahap (vokalis AKA Band) yang tenar pada akhir tahun 70-an. Pemberian nama grup ini menunjuk pada penampilan kedua penyanyi yang sama-sama berambut kribo. Beberapa judul lagunya yang masih saya ingat adalah Neraka Jahanam dan Panggung Sandiwara. Teman-teman blogger yang seangkatan saya dan ernut pasti sruwing-sruwing pada pernah mendengarnya, nah buat teman-teman blogger yang merasa masih imut abis pastinya tak kenal siapa itu duo Kribo...dan saya yakin, banyak teman blogger yang berrebut tunjuk jari buat mengaku tak pernah dengar nama Duo Kribo yang legendaris ini...supaya dianggep masih imut tuuh...hayooo,ngaku.....!

Nah, melalui posting ini saya sebagai jubir ditugasi oleh Ernut untuk menjelaskan mengenai nama di header kami yang berubah dari Duo Kribo menjadi Duo Emak.
Begini ceritanya, alkisah, once upon a time, Ernut tiba-tiba memforward sms dari 'Te Erlies yang me warning mengenai kemungkinan ada tuntutan dari pihak duo Kribo yang siempunya hak paten nama, meski kami buta bener mengenai UU di dunia maya ini, akhirnya saya & ernut jiper juga, takut dituntut karena memakai nama legendaris itu untuk nama blog kami. Meskipun kami yakin, teman2 cukup maklum mengenai alasan pemakaian nama tersebut (baca di Sejarah DuoKribo, nama duo kribo, Mei 2008), tak sedikitpun kami bermaksud merugikan si empunya nama.


Image Duo Kribo - blog kami - dalam perspektif Karin

Tadinya saya pikir Ernut cuma bercanda, maka saya balas sms nya dengan nada canda juga, ternyata Ernut benar-benar serius berniat mengganti nama Duo Kribo menjadi apa...?
Saya masih sempat glenyengan " yen kita dituntut malah kita ngetop 'kali,Nut...numpang ngetop knapa ? sapa tahu kisah blog kita diangkat menjadi kisah nyata dan difilem kan dan kita jadi pemerannya...qiqiqi...", dengan serius Ernut menjawab " kowe kuwi, niat golek duit dengan segala cara..."...waahhh, si Ernut serius tenan,ternyataa....

Lalu aku diminta usulan nama apa yang kira-kira pantas untuk nama blog kita yang kadung berimage : dua ibu manis yang bersahaja, ora mutu kepara rada gemblung...apa horokkk...?
Ada beberapa nama digodog: duoManis - duoYatim (karena kita berdua anak yatim) - duoNarsis - duoGemblung - duoButhun....dan akhirnya di putusken duoEmak! mak dhog! kini sudah digedhog nama baru untuk duo kribo yaitu duoEmak!
Mestinya duoEmak ini menggunakan ikon dua ekor emak kelinci seperti dimajalah Bobo ya...qiqiqi...

Begitulah,teman-teman, penjelasan saya mengenai penggantian nama blog ini dari DuoKribo menjadi DuoEmak!. Percayalah, berubahnya nama ini tidak merubah esensi dan semangat kami dalam berbagi cerita melalui blog bersahaja ini, kami tetaplah dua orang sahabat, dua ibu yang manis (satunya manis sekalii...,yaitu saya !) yang berusaha menjadi diri kami sendiri....
Maka, sambutlah nama kami yang baru....


Duo Emak !


(ernut's post)
Demikianlah adanya. Apapun nama blog-nya, yang penting blog adalah sarana Ayik dan saya untuk hepi-hepi dan silaturahim.
Bahkan, Ayik merasa nge-blog adalah terapi baginya. Konon dulu dia autis, karena nge-blog, jadi sembuh...(hanya ganti epilepsi katanya hahaha...sohib yang aneh!)

Senin, Desember 01, 2008

Bandeng Srani...

(ernut's post)

bila banjir di Bekasi..
pindahlah kita ke Kerawang..
begitu rindu Bandeng Srani
kukejar kau sampai Semarang..
Setelah lama tidak wira-wiri ke Semarang, maka pada saat ada acara kantor di kota itu beberapa saat yang lalu, waktu rehatnya bener-bener kugunakan untuk mengejar-ngejar hal-hal yang ngangeni. Diataranya mengejar Bandeng Srani ini. Entah kenapa masakan ini diberi judul manis seperti itu, yang jelas begitu cicip pertama kali, kulangsung jatuh hati.
Masakan dengan bahan dasar bandeng tanpa duri ini sejenis sup dengan rasa asam segar. Kuahnya bening.....sungguh segar, sehat, penuh protein...
Cucok untuk peneman sepiring nasi hangat...atau langsung disantap sendirian juga gurih,..makin hot dengan ceplusan cabe rawit merahnya. Pingin?

gagal ke pantai...


(ayik's post)

Beginilah kalau programa jalan-jalan tak direncanakan matang jauh-jauh hari sebelumnya. Niatnya memang hari itu kita pengin jalan-jalan melipur lara, melepaskan diri dari segala rutinitas sehari-hari yang dirasa sudah 'agak' membosankan, buat mereka, bukan buat saya lho....

Beberapa hari sebelumnya seorang teman sms ke saya, ' kita mau jalan ke yogya, mau ikut nggak ?', acaranya apa ? ' ya dolan-dolin saja...'

Yap, memang tak ada acara khusus, memang cuma dolan saja, mencari pelipur lara istilah teman2 saya, juga wisata kuliner dan belanja...Lha, yang terakhir itu yang saya agak kurang jelas, belanja ala sosialita kah? wah, saya kan bukan termasuk dalam golongan mereka...saya ini kan cuma rakyat jelata, masalah belanja yang harus sampai ke 'negeri' orang bukan / belum bisa menjadi gaya hidup saya...tapi, karena saya merasa mendapat 'kehormatan' diajak oleh sekelompok ibu-ibu yang karena 'jabatan dan kedudukan' suaminya adalah termasuk golongan petinggi dikomunitas karanganyar, yah okey lah....sapa takuut...gratis ini...(nah ini yang membuat saya memutuskan ikut....ndremis banget ya saya...qiqiqi..., pokoke kaluk gratisan mah ikut saja...)

Setelah sukses mengatur jadwal Aizs les hari itu (dengan menitipkan kepada ibu teman lesnya dan meminta si Bapak berkenan menjemput wuragilnya), maka akhirnya kesampaian juga rencana jalan-jalan ke Yogya...soalnya ketika saya sempat membatalkan keikutsertaan saya kemaren ternyata beberapa ibu-ibu pada protes...katanya tanpa ibu yang satu ini rombongan reog jadi gak lengkap...Halaah...ternyata saya ini dianggap sebagai anggota terheboh dari rombongan reog itu...horoook...rombongan reog ?

Rencananya sih kita akan jalan seharian di yogya, belanja-belanji (bagi yang beruang), makan-makan dan akan di akhiri 'keceh' di pantai...Tapi, namanya juga ibu-ibu, kalau sudah masuk pusat perbelanjaan (baca: mall atau pasar sekalipun) sudah lupa deh dengan rencana semula...buyar kabeh acarane...

Jadi mereka sudah mulai kalap ketika masuk ke AmPlas, mampir juga ke mall nya Shapire (menemui suami teman saya yang menggelar rapat di hotel Shapire sekaligus mengantar anaknya yang ngebet ice skating & bowling ) trus ke Galeria . Saya yang hanya penggembira cukup melihat-lihat saja, buat saya ( baca :kantong saya ) tidak ada yang cukup menarik....padune Yik...

Nah ketika tiba waktunya jadwal makan siang, seorang teman yang dikenal penjelajah dunia kuliner sudah mulai ribut merekomendasikan kuliner iga bakar di Gejayan ini...


es teler yang tak bikin teler



tumis kangkung asap yang tak berasap

iga bakar pedhas (digambar nampak gosong, padahal aslinya gak gosong lhooo...)

Akhirnya, karena memang perut sudah nagih, kita sih manut saja. Menu iga bakar bersama sajian kuliner lainnyapun kami pesan...Beberapa anggota rombongan manggut-manggut ketika si pemberi rekom menanyakan keabsahan rasa kuliner hasil rekom nya..., kecuali saya, buat saya...biasa aja tuh, tak lebih lazis dari iga bakar di MasXun net tempat saya mangkal kalau nunggu anak-anak les...tapi berhubung ini judulnya di traktir, ya....lumayan lah...qiqiqi...basa-basi banget yah ?
Enak kok Mbak, kata saya...buktinya, nih...saya harus menurunken sedikit ruisleting celana jins saya karena kekenyangan....

Teman yang lain merekom resto Mang Engking yang masakan ala pasundannya enak (pernah saya coba tahun lalu), tapi berhubung inih perut sudah melar maka diputusken untuk jalan-jalan lagi dulu menjelajah malioboro...

Maka kitapun berangkatlah ke MM dan sekitarnya. Namanya juga saya, ketika yang lain lebih nyaman jalan di MM yang sejuk, saya lebih suka ngukur dalan sepanjang malioboro sampai blusukan ke Beringharjo dan berakhir di Mirota Batik..cari pernak-pernik kesukaan saya yang etnik dan murcek...apik ta ?

Dan karena keasyikan menjelajah mal ke mal, maka akhirnya rencana 'keceh' ke segara pun tak tersampaikan, hari sudah keburu malam, dan para rombongan reog dari karanganyar sudah kehabisan tenaganya...maka diputuskan untuk pulang saja ke kandang. Acara ciblon di laut kidul kita putuskan untuk direncanakan lagi, bulan depan....wekekek...
Padahal, sumpriit, ciblon di laut itu lah acara yang paling saya pengin yang membuat saya memutuskan untuk ikut ke Yogya kali ini..., tiwas saya sudah siap banget dengan perbekalan ( baju-sunglasses-tabir surya-tabung oksigen-pelampung...qiqiqi) bakal ciblon dilautan...ternyata...gagal total...

Agaknya, saya harus mengagendakan sendiri acara jalan-jalan ke pantai2 di Yogya, entah kapan...



lakone yang kuciwa karena gagal ke pantai