Selasa, November 04, 2008

Teknologi (ke)mundur(an


(ayik's post)

Baru kemaren saya posting tentang sawah depan rumah yang dibajak,eh pagi uthuk-uthuk tadi sang sawah sudah mulai ditanami padi...
Riuh ramai suara para penggarap sawah ditimpali oleh kicau burung - burung liar, membuat suasana pagi di dalemBadran jadi tak seperti biasanya. Mereka memang bukan petani pemilik tanah sawah, mereka adalah buruh tani penggarap sawah. Mereka memang dibayar untuk menanam padi itu, bayarannya 15rb/hari...Para buruh penggarap ini bukan penduduk asli kampung sini, mereka bahkan datang dari desa Karangpandan yang jaraknya lebih dari 15km dari dalemBadran.

Padi ditanam begitu rancak oleh ahlinya, tanah sawah yang beberapa bulan ini nampak kerontang, tak sampai 2 jam kemudian sudah menjadi hamparan sawah dengan bibit padi yang menghijau...
Foto yang ini diambil pada jam 6 pagi, ketika baru beberapa jengkal tanah tergarap. Sempat berhenti sebentar dan ketawa cekikikan karena tahu sedang diabadiken oleh kamera saya...katanya " kula dipoto nggih, Bu....Lhah rupo pating kecumut kok dipotret too...hihihi...",
"Mboten nopo-nopo, budhe. Ajeng kula lebetaken majalah flora dan fauna...qiqiqi",
jawab saya asal.


Nah, kalau gambar yang ini diambil kira-kira jam 8.30. Pekerjaan sudah hampir kelar...hamparan tanah sawah tinggal menunggu subur menghijau...Pemandangan dalemBadran kembali hejo royo-royo..., view yang sangat aku rindukan...

BTW, teknologi menanam padi kok tidak menjadi teknologi maju ya...ya iyalah...kaluk terminologi teknologi maju merujuk pada arti kata kemajuan-kecanggihan, maka teknologi menanam padi sampai kapanpun akan menjadi kemunduran...sodara-sodara, horokk...kok bisa...?
Kata mbok tani tadi, kaluk kita nanamnya tidak sambil berjalan mundur,ya percumah...sudah ditanem diinjak lagi, rusak duong tanaman padinya...Makanya, kata mereka ini namanya teknologi kemunduran...bukan kemajuan teknologi atau teknologi kemajuan.(semoga yang bacanya gak bingung, saya cumak mengutip apa kata mereka)

Kaluk teknologi maju sudah sampai pada substitusi alias menggantiken tenaga kerbau dengan sebuah traktor bajak, kenapa tidak diciptaken sebuah alat canggih buat menanam padi yang praktis saja ya ? atau sebenarnya sudah ada, cumak saya yang belum tahu...? Wahai para ahli pertanian, bisakah Anda menjawab tanya saya...

Tapi kalau, sudah ada cara praktis (mesin penanam padi) lha mbok tani tadi nganggur dhuong...., mereka ngerjain apa ?

8 komentar:

Diana mengatakan...

Berarti ngepel jg teknologi kemunduran dunk mbake, hehe... Hm, soal mesin penanam padi, serba salah kali ya,nti byk org nganggur, ngga padat karya lagi dunk mbak? Mgk pas kalo di Amrik sono :) Entahlah, aku jg bukan ahli cocok-tanem sih.

Anonim mengatakan...

kalau aku lihat di sini mbak petani nyebar biji bibitnya pakai mesin gede kok kayaknya nggak masalah ya, tapi nggak tahu ya kalau nanam padi, khan sudah berupa bibit tuh, orang sini khan nanamnya kentang bukan padi

dulu aku biasa ngebun mbak, istilah di kampungku sono utk jalan2 pagi, habis subuhan, tanpa alas kaki, sering ketemu mbak2 yang mau nanam padi lagi sarapan di pinggir sawah, wuiiii asyik tenan, sambil guyonan

Haris mengatakan...

he.he.he ya iyalah, nanem padi pasti mundur.

Btw kalau semuanya digantikan dengan mesin, jadi makin banyak pengangguran ya mbak?

Ernut mengatakan...

sing ditandur pari apa yik? request ditandurke rojo lele iso?

Anonim mengatakan...

BTW, nDalemBadran tuh Badran Asri ya mbak? (boleh kan..nanya :-) ) Seneng ya.. bisa lihat sawah gitu, kapan-kapan Riza dan Aldi (lanang kabeh) arep kuajak ke New Rock nonton sawah... soale di Bontang nggak ada sawah..

Ayik dan Ernut mengatakan...

@diana:lha iya laah...jaman kemunduran adalah jamannya ngepel dan nanem padi, Di...qiqiqi....

@Eky: iya, fenomena kerjaan wong nDeso itu menyenangken hati ya, El. berkebun, bertani, mburuh tanam...kayaknya mereka biarpun harus kerja keras banting tulang tapi hati masih ayem...entah kaluk dirumah ditangisi anak bojo jaluk bayaran sekolah...qiqiqi

@Erik: teman saya pengangguran jadi tambah banyak dong Mas...

@Ernut: bisa Nut, mau pesen berapa kwintal...(kedhip 50x)

@Arul : betul Rul, Badranasri adalah nama kampungku...kok tahu ?
ayo, mampir kerumah ya...jangan lupa oleh2 e kentangireng yaa...

dyahsuminar mengatakan...

Asyiknya...bisa menunggui tanam padi...Ngomong2,,,sejak dulu ,nanam padi memang mundur tuh...nek maju mengko tandurane..kepidak pidak...ha..ha..
mbak ayik dan mbak Ernut...tunggu ya...Bunda punya postingan khusus untuk mbak berdua...insya allah suka...

Ayik dan Ernut mengatakan...

ernut@dyah: tak sabar nunggu special postin-nya bund...

oya, btw..komen bunda dyah sebetulnya slalu masuk hanya tidak bisa langsung terlihat mak thuing!! karena nunggu moderasi dari empunya...gitu bund..