skip to main |
skip to sidebar
Cabuk Rambak Tanpa Rambak
(ayik's post)
Penganan ini adalah penganan 'bingung klasifikasi', mau dibilang snack ringan kok bahan dasarnya beras yang notabene adalah makanan pokok bangsa Indonesiah. Mau dibilang makanan pokok, kok daya kenyangnya cuma sekelas snack saja. Tapi baiklah, mari kita golongkan sang Cabuk rambak ini dalam level kudapan saja. Oke ?
Buat penggemar kuliner Indonesiah, jenis makanan yang satu ini patutlah diincip-incip, secara yang aku tahu ini adalah satu bentuk makanan khas-tradisi-Solo Asli, sejajar dengan Thenkleng (klewer) dan Sego Liwet. Materinya terdiri dari Ketupat beras yang diiris-iris setipis silet...( ngomong 'setipis silet' sambil bayangin Feny Rose di infotainment silet ya...), lalu ketupat tipis itu di'templok' dengan sambal yang terdiri dari wijen-kelapa parut sangrai yang diulet dengan bumbu cabe-kemiri-bawang putih-gula pasir-garam yang dihaluskan, dengan taburan daun jeruk purut, daun ini menimbulkan aroma yang seger pada sambal berwarna putih pucat ini.Dan jangan lupa, sertakan karak ndeso sebagai peneman yang kriyuss...kriyuss...Ini nih yang perlu diperjelas, wong judulnya cabuk rambak kok makannya nggak pakai rambak. Mestinya kan namanya Cabuk Karak saja....But, apalah arti sebuah nama (penganan ini)....
Nah lebih enak lagi kalau makannya dalam kemasan pincuk dan gunakan tusuk lidi sebagai pengganti sendok, eksotis kan cara makannya? Wuiiih...., buat yang suka rasa uniknya pastilah nambah dan nambah lagi, karena oleh si penjual memang sengaja dibuat dengan porsi yang minimalis, biasalah strategi pedagang, biar nambah lagi. Tapi untuk yang bukan penikmat kuliner, mungkin rasa penganan satu ini tidak terlalu mengundang selera, karena memang rasanya cuma gurih asin saja, tanpa manis-tanpa pedhas. Datar saja....
Dan, tahu nggak ? Cabuk Rambak sekarang sudah jadi kuliner langka. Kita tidak mudah menemukannya lagi, padahal dulu waktu aku masih SD (tahun 70 an) makanan ini adalah termasuk jajanan favorit kami. Mungkin, 10 tahun kedepan, kita harus mau bersusah payah bikin cabuk rambak sendiri buat memperkenalkan ragam kuliner khas solo yang langka ini buat anak cucu kita. Hah, cape' deh !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar