(ernut's post).
Merdeka! Saat aku baca pengumuman upacara harkitnas beberapa hari yang lalu, aku masih mengingatnya sambil lalu. Kemudian ada berita, Sophan Sopian mangkat pada saat konvoi moge di Mantingan, dalam ranga memperingati harkitnas juga. Serius amat? Terakhir, tadi malam pas seluruh stasiun tipi menyiarkan secara langsung gebyar harkitnas dengan pertunjukkan spektakuler dan dihadiri oleh baik Presiden dan Wakil Presiden. Lho, ada apa sih..kok heboh amat. Ternyata, rupanya harkitnas-nya yang ke 100 tahun ya? Wah, memang tahun yang istimewa, seabad. Karena perhatian mulai terusik, maka pas upacara tadi pagi, aku sedikit memaksakan diri konsentrasi mendengarkan amanat presiden yang dibacakan inspektur upacara (biasane sih cuma glelang-gleleng aja, liat-liat keatas..ke kiri..ke samping tanpa tujuan yang pasti). Akhirnya, kudapat juga penyegaran ilmu sedikit. Harkitnas adalah momentum yang timbul berbarengan dengan lahirnya Boedi Utomo, sebuah organisasi yang sarat idealisme, yang dibentuk oleh para pelajar STOVIA. Pada saat itu lahirlah haluan politik yang sebelumnya tidak pernah ada: nasionalisme! yang kemudian secara bertahap menuntun bangsa ini untuk mencapai kemerdekaannya. Jadi, diluar betapa mahalnya biaya biaya gebyar harkitnas semalam dan betapa pasnya dengan melonjaknya harga minyak tanah, setidaknya suguhan kolosal itu menyadarkanku betapa Indonesia ini sebetulnya berpotensi tinggi, budayanya beraneka dan semua mengagumkan..tinggal bagaimana mengutuhkan persatuan dan memintarkan rakyatnya, sehingga menjadi bangsa yang sejahtera. Kapan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar