(ayik's post)
Antara judul posting dengan foto sungguh nggak nyambung. Soale fotoku yang harusnya aku pajang menghiasi postinganku ilang kena virus...Aargh.....!
Begini, aku mau cerita tentang dua gadis kencur eman-emanku. Seperti halnya Ulin dan Ulan yang banyak niru-niru mamihnya, begitu juga Karin dan Aizs, banyak bener yang mereka adaptasi dari emaknya yang manis inih... Karin, misalnya, secara garis wajah kata kebanyakan orang (normal) plegh jebles dengan garis wajahku.Pernah dalam suatu pesta keluarga, seorang teman lama yang sudah janjian ketemu di pesta itu sempat kebingungan mencari keberadaanku. Ketika dia melihat Karin, dia yang belum pernah ketemu Karin sebelumnya langsung yakin kalau Karin adalah anakku, maka dengan sedikit penasaran dan spekulasi diikutilah kemanapun Karin beredar dalam petualangan kulinernya, dan bener lho..., karena pastinya Karin kembali keinduknya maka bertemulah kami dalam keriuhan pesta itu. He...he, yakin bener yak kalu Karin itu mirip dengan Ayik... Kemiripan fisik tentu diikuti kesamaan yang lain, secara anak dan emak gitu lho. Aku akui , diriku ini emang slordig alias suka agak-agak ceroboh alias groboh...wakakak....(detailnya gak perlu dibahas ya, Nut. Malu!) , suka mau cepet-cepet dan praktis maksudku sehingga acapkali melupakan detail. Tapi karena buat 'ndiri maka yang keluar adalah maklumat penuh permakluman...Lha payahnya, Karin itu nurun aku...grobohnya. Suka asal, suka berantakan...ha...ha...Karin juga miniatur emaknya dalam hal thotol menothol, dia pemakan segala, selama benda itu bernama makanan pasti tidak akan ditolaknya. Bahkan naluri imbuhnya sudah dimulai sebelum acara makan dimulai. Apapun menunya, defaultnya adalah " boleh nambah kan, Bu ? ". Walhasil, lihatlah bodynya, moleg dan gembul.Kalau nggak di rem dari sekarang, bisa-bisa ntar kayak aku waktu remaja dulu...gendut bo'. Tapi katanya..." kan masa pertumbuhan...". begitulah Karin, secara ukuran baju kita sama. Jadi kalau aku beli baju, maka pertimbangan utamanya, modelnya cucok gak ya kalau dipakai Karin ? begitu juga kalau beliin baju Karin, " Ibu bisa gantian pakai nggak ya, Mbak "...he..he..Kalau baju bisa gantian, artinya si Emak bisa ikutan trend anak muda kan ? untung buat aku, Ibunya. Asal jangan Karin yang pakai baju model tante-tante...
Lha kalau si Aizs beda lagi, garis wajahnya banyak mengambil pattern si Bapak. Bentuk tubuhnya lencir mengarah ke kurus, secara dia cuma makan garingan. Selera makannya payah. Tidak doyan sayuran dan buah-buahan. Bukan cuma 'tidak suka' tapi bener-bener 'tidak doyan'. Aku sudah pasrah ini anak pasti angka kecukupan gizinya sangatlah kurang.Tapi aku yakin seiring dengan berjalannya waktu nanti entah kapan pasti Aizs ku bisa menerima takdir bahwa makan bukan cuma buat hidup tapi hidup juga harus dinikmati dengan makan. (Piye ta karepmu, Yik ?) . Nah si Aizs ini anaknya lebih 'agak' rapian dibanding Mbak Karin. Dia lebih bisa didisiplinkan dibandingkan kakaknya.Kalau Karin menganut faham " Nyantai wae...! " (kalau ini bukan aku yang diturun, Nut), maka Aizs lebih pada " Do it now!" ( masalah disiplin dan terprogram waktu pasti aku yang diturun, aku kan anak sorodadu, terbiasa disiplin).
Hanya saja kedua anakku ini punya kesamaan yang sering bikin aku mengomel-ngomel hampir tiap hari yaitu...kesukaan mereka membaca. Lho kan itu positif ? begitu pasti pikirmu,Nut. Lha iya, kalau cuma gemar membaca sih itu memang sudah aku tanamkan sejak mereka mulai melek huruf, tapi kebiasaan2 yang ada hubungannya dengan membaca itu lho yang suka bikin empet'. Contohnya :
- di mobil dalam perjalanan, mereka membaca terus sampai Bapaknya nyeletuk " Mbok dha ngoceh ta, Ndhuk. Biar gak sepi gini..., tinimbang Bapak nyetel radio..." Wekekek....
- di kamar, sudah jam 11 malam, lampu kamar masih menyala, kita pikir mereka belajar ternyata malah baca novel
- di depan TV, sambil nonton TV masih sempat-sempatnya membaca. Dan yang paling bikin empet adalah...
- di kamar mandi. Pulang sekolah, Karin selalu masuk kamar mandi minimal 30 menit untuk ...membaca. Masih mending kalau kamar mandi gak buruan mau dipakai yang lain. Karena seringkali terjadi insiden Aizs menggebrak pintu KM karena Karin kelamaan 'ngendhog', yang aslinya adalah baca sambil BAB. Gubrak! Lalu gantian Aizs masuk KM dengan membawa bacaan yang belum diselesaikannya, ketika Emaknya teriak-teriak butuh KM nya sambil bawa majalah seadanya...yah, karena kami tidak merasa nyaman kalau menjalankan ritual BAB tanpa...membaca.Sehingga seringkali acara BAB ini menghabiskan lebih dari 30 menit karena sayang mau keluar KM tanpa selesaiin sesi membaca inih...halah...Entah kenapa rasanya nyaman banget kalau BAB sambil baca atau baca sambil BAB. Kami memang aneh...
Dan hobi yang suka bikin empet itu adalah...swear...nurun dari aku, Ibunya.
1 komentar:
halo karin dan aizs, ternyata hobi kita sama, budhe erna juga syuka loh baca di kamar mandi..kalau pun tanpa membaca..hidupni rasanya sia-sia..jorok ya! salam..
Posting Komentar