(ernut's post)
Ketika makan bersama..terasa lama menunggu giliran setelah ibu. Terasa lama waktu yang dipakai ibu untuk menyendok secenthong nasi itu. "Cepet donk...laper nih" hatiku berkata. Secara perut ini sudah kukuruyuk. Tak sabar , aku melongokkan pandangan ke arah tangan ibu..yang masih saja belum selesai mengambil nasi itu. Pada saat pandanganku terarah ke tangan ibu. Dheg! Ketidaksabaranku menguap secepat kilat. Hatiku bergetar. Jantungku dheg-dhegan. Pilu dan tersentak. Pandanganku kabur oleh rembesan air mata..sehingga aku perlu nylamur berlari ke kamar mandi untuk menyusutkan air mata ini. Tangan ibu..bergetar saat memegang dan mengambil sesuatu. Itulah sebabnya, tak bisa secepat dan secekatan dulu. Ibu..maafkan ketidaksabaranku.
Tangan itu..sungguh tak ternilai harganya bagiku.
Tangan yang menimangku disaat bayi. Menyuapi di masa balitaku. Memijit punggungku saatku mengeluh capai pulang dari sekolah. Mengusap keningku untuk meredakan demam tinggiku. Menyebokiku setiap waktu. Menuntunku. Memasakkan oseng dan nasi goreng favoritku. Melambai saatku pamit kemana saja. Menyuratiku saat kujauh. Menengadahkan tanganku, setiap waktu tanpa kendhat, untuk mendoakanku. Bahkan..semua masih dilakukannya..hal yang sama, sampai kini, untuk anak-anakku..cucu-cucunya. Betapa tangan yang tak ternilai harganya.
Ibu maafkan aku,
Bila kutaktahu cara membalas budi..
Maafkan aku bila justru sering bikin risau dan sakit hati..
Maafkan salah dan dosa ini..
Ibu..betapa kuingin membuatmu bahagia..
(Ya Allah..
Beri aku waktu..
Untuk merangkai sembah bektiku..
Dan menyampaikan pada ibu..
Betapa aku cinta dan ingin selalu bersama..)
Katur Ibu,
Selamat ulangtahun..
Nyuwun pangapunten dan selalu mohon doa restu..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar