(ayik's post)
Aku gak tahu apa kosa kata diatas bener or salah, karena aku ya cuma ngawur menyebut dalam bhs enggris untuk menyebut seseorang yang memainkan satu instrumen gamelan yang disebut bonang. Yen salah tulung benerin ya, Nut....
Duluuu...waktu masih di bangku SD & SMP yang mana daripada skul ku ada ekstrakurikuler musik tradisi jawa yaitu gamelan. Dan aku yang notabene tidak suka musik (memainkan alat musik) dipaksa untuk ikut dalam aktivitas ini, karena ini termasuk wajib diikuti oleh semua siswa. Maka akupun ikut dalam latihan nggamel ini.
Dasare aku gak punya cukup intuisi apalagi bakat menggamel, maka aku pilih instrumen gong saja. Kan nabuhnya jarang2 tuh dan menurutku bisa disambi (ngemil), jugak biasanya cuma di tabuh diakhir "padha" / bait atau akhir sebuah notasi. Guooong......... Secara penampakanku kan kekar gagah prakosa, jadi kalau nuthuk gong pasti mantep, toh ?
Alkisah, berhubung aku tidak punya sense of music yang baik, selalu ada saja kesalahan yang aku buat berkait dengan tugasku memukul gong ini. Pak guruku selalu bilang kalau gong dipukul agak nggandhul, artinya pada saat pemain instrumen lain menyelesaikan satu "padha" sebelum habis gaungnya aku harus sudah nuthuk, tidak boleh bersamaan di notasi akhir "padha".
Tapi wong ya namanya gak bakat, maka kalau tidak mendahului malah sering kali aku....kelupaan. Jadi akhir bait seringkali tak kuakhiri dengan pukulan gong yang benar. Sekali dua kali, pak guru & teman2 ku maklum, tapi karena seringkali kesalahan ini terjadi (hikk...hikkk) maka teman2 ku protes karena komposisi gending seringkali kacau karena kesalahanku. Menurutku bukan karena aku bodho (bodho kok kon ngaku...) tapi he..he...karena aku suka gak konsen, merasa mukulnya paling jarang, sambil latihan aku ngemil jajanan...wakakak. Jadi kalau pas giliran gong dipukul dan aku sedang konsen memamahbiak maka yang terjadi adalah aku seringkali panik kalau pak guru sudah warning...awasss Yik....dan....luput deh....Walah.....
Setelah beberapa saat dianggap tak berhasil memegang instrumen ini dan ditambah masukan dari teman2 niyaga maka diputuskanlah aku untuk ganti instrumen, beberapa intrumen pernah aku coba, seperti balungan, gender, slenthem,kenong (makin susyah...) , kendang (aku yang ogah karena mukulnya tak berhenti2, capek' deh) . Ada yang lucu ketika aku pegang balungan, instrumen ini harus dipukul secara teratur sesuai notasi, mukulnya harus kenceng, thang...thing...thang...thing bunyinya nyaring.Pokoknya abis mukul balungan ini ditanggung gemrobyos deh, dan kemeng lenganku. Nah sangking aku semangat mukulnya, pernah lho ujung alat pemukulnya yang mirip2 kepala palu itu lepas dan...mencelat.., untung gak kena kepala temanku...wakakak.....pak guru cuma bisa geleng2 kepala. Maap pak, gak sengaja.....
Nah, aku baru merasa bisa menikmati nggamel ini setelah aku pegang yang namanya bonang. Tepatnya bonag pambuka. Istilahnya dalam gamelan, bonang ini adalah yang menuntun instrumen musik yang lain. Keren kesannya. Bonang pambuka berpasangan dengan bonang penerus, melodinya saling mengisi. Nuthuknya dengan harus dan sepenuh perasaan, halah...ribet amat yak ? timbang main musik doang kok harus serius.
Dan menurut Pak Guru dan teman2 ku aku dibilang cucok dengan bonang ini, maka sejak kelas V SD sampai lulus aku dipercaya memegang instrumen kunci ini. Diteruskan ketika di bangku SMP, aku sudah gape menggamel bonang. Hore, ternyata aku bisa. Beberapa gendhing sudah aku kuasai dan hapal diluar kepala, seperti ladrang Sri Rejeki, ladrang Ayun2, ladrang sampak, ladrang ayak2an dan banyak lagi. Bahkan bersama rombongan gamelan SMP XVI aku pernah mengiringi 2 repertoar tari: gambyong dan golek. Duhh...senengnya.
Ketika KKN di Bakalan Purwantoro Wonogiri th 1990 aku mengajar nggamel sebisa2ku dan berhasil membawa anak2 SD Bakalan menjuarai lomba nggamel di tingkat kecamatan. Marem.
Nah kemaren waktu nyanggong di bakal sekolah Aizs aku duduk didekat gamelan bonang, iseng2 aku pukul notasi Ladrang Sri Rejeki, eee..lha kok beberapa Bapak datang bergabung dan coba nabuh intsrumen lainnya. Dan akhirnya mengalirlah sebuah komposisi ladrang sri rejeki di aula SMP N I Tasikmadu siang itu. Lumayan, buat mengusir jenuh menunggu.....
Ternyata, aku masih bisaa.................
1 komentar:
wak kudune pas mbonang kowe dipoto yik, terus diberi judul "limbuk in expression!"
Posting Komentar