Rabu, Oktober 15, 2008

Naangindull...

(ernut's post)

Setiap kali berada di rumah Yangti pada saat mudik, sekitar jam sepuluh pagi..selalu lewat seorang embok, dengan menggendong dagangannya sambil berteriak menjajakan, yang menurut telinga kita dia berbunyi :"naaanginduullll" dengan nada yang khas.
Setiap kali denger seruan itu..anak-anak langsung menjerit girang "mami...mauuu.." dan segera berlari ke teras untuk mencegat si embok tadi.

Dagangan si embok itu sebetulnya adalah bubur atau jenang empat warna, coklat, putih, hitam dan merah pating prenthul, yang terpadu dengan manis, disajikan dalam takir dan sebagai sendok diselipkan sebuah suru. Takir and suru are made of godong gedang alias daun pisang.

Yang membuat geli ya seruannya tadi...betulkan si embok ini berkata "naaanginduuul?" atau sebenarnya bukan dan kita salah dengar? apa pula maksudnya? apakah singkatan dari "jenange grendul..." apapula arti grendul? kenapa kita dulu tidak bertanya langsung saja pada si embok ya? aarrggh...sesal kemudian memang tiada guna!

Pernah tergelitik dengan suatu cara atau suara menjajakan?

gambar si embok sedang in service

Biar lebih jelas sebetulnya makanan apa yang sedang bicarakan, biarlah Ayik memberikan keterangan. Yik, tulung (mentung) Yik...ini jenang namanya apa saja, dan bagaimana cara membuatnya. Perkenalkan: koki DuoKribo!

(ayik's post)
Apalanmu...Nut...Nut...Tapi baiklah, (merasa tak berdaya) akan saya coba menerangkan sebisa saya (sambil pasrah)....
Yang merah moronyoi jelas jenang/bubur mutiara...(cara bikinnya ada dalam kemasannya, jadi tinggal dicoba...!)
Yang putih namanya bubur sungsum, cara membuatnya coba tanyakan pada Ibunda masing-masing.
Yang coklat tua kehitaman namanya bubur ketan hitam, cara membuatnya aku kira mama masing-masing teman sudah pada hapal...
Nah, yang coklat kemerahan itu namanya jenang grendul, dibuatnya dari tepung beras ketan. Cara membuatnya persis bubur sungsum...(jadi, tanyakan ke ibunda ya...). Disebut jenang grendul karena ada grendul atau bulatan padat yang dibuatnya dari tepung beras ketan dicampur air kapur lalu di bunder-bunder dan dimasukkan kedalam air gula jawa mendidih, kalau sudah pating krampul (mengambang) masukkan larutan tepung ketan dan air yang agak encer...aduk terus sampai meletup-letup pertanda sudah mateng.
Sajikan bersama areh atau rebusan santan kental dan daun pandan...
Dimakan panyas-panyas rasanya Mak nyasss....

7 komentar:

Anonim mengatakan...

walah marai kangen wae...meneh maeme nganggo pincuk an karo sudu waduhhhh clegukkkk

Ayik dan Ernut mengatakan...

ernut@kenny: minta dikirimi pakdhe yang di semarang itu ae, mbak!

Anonim mengatakan...

hua..hua,..hua.. tega nian dikau mbak pamer foto bubur ... dadi meri aku :(

Ayik dan Ernut mengatakan...

ernut@ely: maap mbak..sengaja! (kabuur...)

Anonim mengatakan...

awas mbak .... besok2 Insya Allah ganti tak pameri , soale neng kene aku yo seneng nggawe bubur ^_^

Ayik dan Ernut mengatakan...

ernut@ely: ngekx..siapa takut?...can't wait seeing germany jenang, mbak, segera ya!

dyahsuminar mengatakan...

waaah,,,enake... kita selalu gak bosan ya makanan makanan tradisional.Lha...kok...saiki..anak anak nek gak makan Pizza, burger,,,kok gak gaul katanya.Piye..ya...saya juga merasa terus terus mengenalkan makanan tradisional..kok belum sukses.