(ayik's post)
Sering kali aku berkata,
ketika orang memuji milikku,
bahwa sesungguhnya ini hanya titipan,
bahwa mobilku hanya titipan Nya,
bahwa rumahku hanya titipan Nya,
bahwa hartaku hanya titipan Nya,
bahwa putraku hanya titipan Nya,
tetapi......,
mengapa aku tak pernah bertanya,
mengapa Dia menitipkan padaku?
Untuk apa Dia menitipkan ini pada ku?
Dan kalau bukan milikku,
apa yang harus kulakukan untuk milik Nya ini?
Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku?
Mengapa hatiku justru terasa berat,
ketika titipan itu diminta kembali oleh-Nya ?
Ketika semua itu diminta kembali,
kusebut itu sebagai musibah,
kusebut itu sebagai ujian,
kusebut itu sebagai petaka,
kusebut dengan panggilan apa saja
untuk melukiskan bahwa itu adalah derita.
Ketika aku berdoa,
kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku,
aku ingin lebih banyak harta,
ingin lebih banyak mobil,
lebih banyak rumah,
lebih banyak popularitas,
dan kutolak sakit,
kutolak kemiskinan,
Seolah ...
semua "derita" adalah hukuman bagiku.
Seolah ...
keadilan dan kasih Nya harus berjalan seperti
matematika:
aku rajin beribadah,
maka selayaknyalah derita menjauh dariku,
dan Nikmat dunia kerap menghampiriku.
Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang,
dan bukan Kekasih.
Kuminta Dia membalas "perlakuan baikku",
dan menolak keputusanNya yang tak sesuai
keinginanku,
Gusti,
padahal tiap hari kuucapkan,
hidup dan matiku hanyalah untuk beribadah...
"ketika langit dan bumi bersatu,
bencana dan keberuntungan sama saja"
(WS Rendra).
Sumber : milis Fisipol_UNS
Gambar : wikipedia
Pekan Baca 2024
1 bulan yang lalu
19 komentar:
(ernut)
Judulnya yang mana?
bagaimana kaluk usul judul: "tak tau diuntung!"
Ayik@Ernut: di email gak ada judule, mau tak kasih judul dewe takut kena UU hak Cipta...
Ayik@Mas willy: Mas, puisimu iki judule opo ?
(kaluk sampai Mas Willy bales koment ini, wah Ernut arep tak traktir genti. Biasane kan kamu yang nraktirr...puasss?puass...?)
Bagus sekali mbak pusi-nya... mengingatkan kita.
Mengapa kita merasa berat saat titipan itu diambil-Nya.
Jawabannya karena batin kita merasa yang memilikinya. Jika batin kita benar benar selalu sadar bahwa semua yang ada di kita adalah ttipan, bahkan diri kita adalah milik-Nya... Insya Allah kita cepat dapat menguasai diri. Semakin tinggi tingkat kesadaran kita, semakin sadar bahwa sebenarnya kita tidak memiliki apa-apa...
Saya sendiri sering mengingatkan dan menanamkan pada diri sendiri seperti ini:
"LAHIRNYA MEMILIKI...
BATIN TIDAK MEMILIKI.."
Untuk mengingatkan bahwa secara batin sebenarnya saya tidak memiliki apa-apa... saat lahir kita telanjang, saat wafat kita hanya dibungkus kain kafan.
Kata Dagelan Srimulat
Jabatan itu titipan
Rumah mewah itu titipan
Mobil mewah itu titipan
Istri yang cantik itu titipan
tapi kok gak dititipkan aku ....
mungkin perlu juga intropeksi yo, Salam
judulnya: Makna Sebuah Titipan
itulah manusia... maunya nerima yang enak dan uenak tapi ga mau nerima yang ga enak.
mbak, nanti tak tanyaken mas willy ya.. tetangga sebelah rumahku yang buka toko besi namanya willy jugak kok. bhuahahaha...
Speechless deh kalau baca karyanya Rendra!
apapun judulnya, posting ini bener2 inspiring!
semua cuma numpang singgah ya...
wes...wes...traktir aku wae timbangane ribut.
Ada apa gerangan? Ini pasti gara-gara kentang ireng :-D
mbak kenapa tiba2 posting puisi ?
ayik@Erik:Mas erik benar, kaluk puisi ini diringkes, intinya emmang "Lahirnya memiliki, batin tidak memiliki"....kalau ada Pr disekolah untuk bikin resensi sebuah puisi, Mas Erik pasti jagonya...
@ayik@MasJen: lho Mas, sudah dititipi satu istri toh ? apa masih kurang....? kaluk begitu, ambil sendiri daah...stock masih banyak...Tapi kaluk titipannya banyak, ntar yang diambil juga banyak lho, kaluk sampai kelangan, rasa sedihnya jugak banyak lho....
ayik@nita: Nit, serius neeh...itukah judulnya ? thanks ya, sudah terjawab...
ayik@Olin: itulah Lin, manusia itu tauknya cuma enak dan uenaak banget.Kadang lupa memberi ruang buat suatu kegagalan, suatu kehilangan...
BTW,mas willy yang kumaksudken dan yang mau aku tanyai judul adalah jugak mas willy tetanggamu itu...wah...kebetulan dunks...numpang salam ya....
ayik@astrid: terima kasih Tuhan, ada kawan saya yang terinspirasi pada puisi mas Rendra ini...terima kasih Mas Rendra...
ayik@kenny:lhah, pagi-pagi udah ada yang mintak traktir...
(kabuurdotcom...)
ayik@denmasRul: itulah dia, gara2 kentang ireng yang cumak titipan, dicari namalinnya aja kok ya susyaah....
ayik@Elly: iya nih El, alasan #1: lagi nggak ide buat posting apa, #2:kebetulan ada puisi bagus di emailku,#3:puisi2 Mas willy , selalu bikin aku klepek-klepek, sayang kalau tidak di share,#4: aku memang lagi mellow..(sentruppp...!)
ayik@Erik:Mas erik benar, kaluk puisi ini diringkes, intinya emmang "Lahirnya memiliki, batin tidak memiliki"....kalau ada Pr disekolah untuk bikin resensi sebuah puisi, Mas Erik pasti jagonya...
@ayik@MasJen: lho Mas, sudah dititipi satu istri toh ? apa masih kurang....? kaluk begitu, ambil sendiri daah...stock masih banyak...Tapi kaluk titipannya banyak, ntar yang diambil juga banyak lho, kaluk sampai kelangan, rasa sedihnya jugak banyak lho....
ayik@nita: Nit, serius neeh...itukah judulnya ? thanks ya, sudah terjawab...
ayik@Olin: itulah Lin, manusia itu tauknya cuma enak dan uenaak banget.Kadang lupa memberi ruang buat suatu kegagalan, suatu kehilangan...
BTW,mas willy yang kumaksudken dan yang mau aku tanyai judul adalah jugak mas willy tetanggamu itu...wah...kebetulan dunks...numpang salam ya....
ayik@astrid: terima kasih Tuhan, ada kawan saya yang terinspirasi pada puisi mas Rendra ini...terima kasih Mas Rendra...
ayik@kenny:lhah, pagi-pagi udah ada yang mintak traktir...
(kabuurdotcom...)
ayik@denmasRul: itulah dia, gara2 kentang ireng yang cumak titipan, dicari namalinnya aja kok ya susyaah....
ayik@Elly: iya nih El, alasan #1: lagi nggak ide buat posting apa, #2:kebetulan ada puisi bagus di emailku,#3:puisi2 Mas willy , selalu bikin aku klepek-klepek, sayang kalau tidak di share,#4: aku memang lagi mellow..(sentruppp...!)
ayik: lho...lho...lho, apa yang terjadi, kok ini posting koment bisa muncul 2 kali...?
ayik: lho...lho...lho, apa yang terjadi, kok ini posting koment bisa muncul 2 kali...?
Ya Allah, karuniakan kepada kami rasa ikhlas menerima semua ketetapan-MU
ayik@erik: Amiin....
yoi, itu judul sebenarnya:)
Idiih nyindir ataw kesindir nih :)
ernut@ayik: yg dr Nita judul sebenarnya Yik, catet..
@diana: mbak diana nyindir bahwa kita kesindir ya...
Posting Komentar