Selasa, Oktober 28, 2008

Seni didalam seni...




(ayik's pot)

Kemaren sore, sambil antar Aizs les bahasa kami mampir ke Istana Mangkunegaran dimana digelar event World Heritage Cities Conference and Expo (WHCCE). Tentu saja banyak acara menarik digelar sepanjang berlangsungnya event itu, diantaranya adalah pameran produk-produk lokal di Pamedan Mangkunegaran ini.
Dari sekian banyak stand yang ada, yang didominasi produk batik dan batik, ada sebuah gerai yang menarik perhatian saya. Ini dia, stand tanduran, mewakili Ernut si penggemar pethetan, maka aku sempatkan untuk mampir sekedar nginguk jualannya siembak bakul pethetan disana...
Mak cling...mata terpana oleh sebuah pemandangan unik yang baru kali ini aku temui, yaitu sesosok sansievera centong / giant yang berpenampilan tidak biasa, sekujur bodi sang sansie ternyata telah dilukisi dengan aneka gambar seni yang indah dari cat minyak....ada ikan koi, ada kupu-kupu juga...betul-betul menarik hatiku, tapi sayang kali ini belum bisa menarik isi kantongku...lha, satu potnya ditawarken seharga 350ribu rupiah saja...sempat aku tanyakan: " ini harga lokal apa harga luar ? " maksudku, berhubung peserta WHCCEE adalah dari sekian ratus kota2 di dunia, pastinya harganya harga untuk pengunjung (yang orang) asing...kata yang jual..."sama saja...", tapi kata si embak lagi..." masih bisa dinego lho,Bu..."

Menurutku, briliant juga ide sang penjual, ciptaan Allah (tanduran sansie) sebagai benda seni sudah indah, ditambah lukisannya...makin indah saja tentunya...Sungguh tinggi nilai seninya...

Nut, ada ide buat gambarin sansie mu yang di susuh ?

17 komentar:

Ayik dan Ernut mengatakan...

Larang men Yik regane ya? Btw, aku tetep ngefans yg alami saja..

Sekar Lawu mengatakan...

(ayik)
kuwi durung tak bathi lho, Nut...qiqiqi....emang seni itu (jadinya) mahal....memang menyintai tak harus memiliki yak...(kedhip 50 x)

Boodeznee mengatakan...

Klo aku kebetulan lewat, pasti nengok, karena kerajinannya menarik perhatian. Tapi kalau disuruh beli, kayaqnya nggak deh Mbak. Aku lebih suka yang asli :)

Ayik dan Ernut mengatakan...

ernyt@desny: siapa tau daun itu sebetulnya malu dan geli ya dilukis-lukis gitu qiqi..

Anonim mengatakan...

weleh2... apik bener lukisane yo, mbak...
sayang kanvasnya sementara, nek wis tuwek daunnya mulai keriput dan menguning trus amblas aja 350 ribunya. hehehe....

Ayik dan Ernut mengatakan...

ernut@CS: itu dia poin yg ndak kusuka dari tanaman mahal...akhirnya bakal matek juga hiks..apalagi kaluk lupa ndak disiram..

Anonim mengatakan...

andaikan aku jadi daun.. aku akan protes digambari ngono kuwi.. kulitku jadi sumuk.. tidak bisa bernafas mendapatkan sinar matahari untuk fotosintesis... hikksss....

Joddie mengatakan...

Hiii... Nice artikel..
Jadi kangen ama Solo nih..
(aku orang solo --> but kerja di Bali..)

http://joddie-for-harmony.blogspot.com/

Ayik dan Ernut mengatakan...

ernut@rul: iya..malah ndak natural ya den!

@joddie: hore..nemu wong solo, sama mas..aku ya wong solo tapi glidhig di ibukota!

Anonim mengatakan...

kasihan daunnya ya mbak, walau memang terlihat cantik dengan lukisan2 itu

Ayik dan Ernut mengatakan...

eut@ely: he'eh..

Diana mengatakan...

Iya, mesa'ke daune, biar apik, teteup apikan made in asli Allah, buatku lho :) Btw, di rumah alhamdulillah banyak si sansi, tp polos je,hehe...

Ayik dan Ernut mengatakan...

ernut@diana: sansi yg di rumah udah keluar anakane, mbak?

dyahsuminar mengatakan...

walaaah mahalnya...tak tiru tiru ah...koleksi sansie saya lumayan banyak..tapi berhubung gak bisa melukis,pakai stiker anak anak aja kali ya ...he..he...

Anonim mengatakan...

Wow, indahnya. Kreatif sekali ya yang punya ide :) Salam kenal...

Ayik dan Ernut mengatakan...

ernut@felicity: salam kenal kembail, tq udah mampir..

Diana mengatakan...

Duh maap br bc lg blognya:) Alhamdulillah byk anaknya, udah bercucu malah,hihi... Mbak mau? Lucu ya si sansi, byk variannya ya mbak?