(ayik's post)
Benda ini aku terima dari Ibunda mertua tercinta lebaran kemaren, aku gak tahu nama benda ini . Fungsinya adalah sebagai tempat meletakkan peralatan makan sirih, kebiasaan para tetua jaman dulu, makan sirih fungsinya buat menguatkan gigi-gerigi. Wadah indah ini terbuat dari besi kuningan. Aku terima dalam keadaan lusuh tak terawat, karena pengguna terakhirnya adalah Mbah Buyut nya anak-anak ( sekarang masih sugeng lho, yuswanya kira-kira hampir 100 tahun, sudah buyuten, tapi masih aktif ngider tindak timak-timik).
Aku masih ingat banget waktu kecil dulu, kesanku tiap melihat Mbah Putri Magelang nginang adalah...(maaf) menjijikkan. Melihat mulut dan bibirnya penuh dengan cairan merah kecoklatan mirip darah karena mengunyah daun sirih-irisan buah pinang dicampur gambir...hiii...iii, nngak mau deket-dekat deh. Apalagi kalau cairan merah sudah diludahkan, kadang disembarang tempat kalau didekatnya tidak ada tempolong (tempat kecohan sirih)..waaahhh...nggilanik !
Tapi aku masih bisa menikmati Mbah putri dengan wajah puas habis nginang akan mengusap seluruh penjuru mulut dan bibirnya dengan segumpal susur...semacam tembakau yang bentuknya ruwet dengan aroma khas...dan ritual nginang pun selesai sudah, barulah aku mau mendekat pada Mbah Putri.
Kini, benda vintage ini menghias manis meja diruang tamuku. Tampak indah meski bersahaja, karena tak ada lagi perangkat makan sirih, aku isi saja dengan empon-empon (jamu2an) kering.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar