(ayik's post)
Yen tak pikir-pikir, punya anak gadis itu susah susah seneng ya ? Hari gini, dijaman serba ngeri ini, aku merasa harus membuat konsep mendidik moral yang paling pas buat kedua gadisku. Ada bebarapa batasan dan peraturan yang tak boleh dilanggar. Huh ! aku sendiri sebenarnya tidak ingin terlalu menekan anak-anakku, tapi piye maneh, dimanapun seorang ibu pasti ingin yang terbaik buat anak2 nya terutama pada anak gadisnya. Alhamdulillah, dua gadis kencurku, Insya Allah sudah mendapat basic yang lumayan dalam hal agama. Aku berharap ini bisa jadi pijakan kuat buat mereka melangkahkan kaki didunia yang makin kejam ini....(walahhh...kalimatmu, Yiek )
So far, anak2 nampak nyaman saja dengan segala ketentuan yang telah kami sepakati bersama. Aku berusaha menjadi ibu yang demokratis, mendengar kata hati anak2 menjadi sarana untuk saling mendekatkan diri. Aku dan anak2 seperti teman & sahabat. Kadang kami berantem juga kalau ada yang tidak cucok dihati, yah, masing2 kami kan punya karakter yang berbeda, tapi aku berusaha untuk selalu dekat dengan kedua buah hatiku, lahir dan batin.
Terkadang Karin & Aizs komplain juga kepada emaknya yang manis ini, apalagi kalau si emak manis ini mulai kumat overprotect nya. Begini nggak boleh, begitu dilarang...begitu katanya. tapi setelah aku sampaikan argumen kenapa tak boleh, akhirnya mereka mau juga berkompromi, karena bisa menerima alasan yang masuk akal dari emak manis ini.
Seperti ketika Karin ada acara reuni kemaren, aku tidak mengijinkan Karin pergi bersama teman2 dengan berboncengan sepeda motor tanpa pengawalan salah satu ortu peserta. Aku bersikeras mengantarkan dan siap menunggu sampai acara selesai. Aku masih suka ngeri ngeliat para remaja tanggung itu suka nggak bener naik motornya. Alhamdulillah, Karin mau dianter dan ditunggui emaknya....
(ssst..., padahal alasan sebenarnya adalah emak nya juga pengin jalan2 ke Amanah....wakakak....!)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar