Rabu, Mei 21, 2008

Gen Saudagar


(ernut's post)
Sudah sejak lama Ulin, mbarepku, mbujuki aku untuk mengantarnya ke pasar Jatinegara. Dia ingin kulakan! Kulakan aneka jepit untuk dijual ke teman-teman sekolahnya. Alamak! Kok cepet amat greget ingin dodolan itu muncul di dirimu to nduk! Mungkin dia kepingin ikut-ikutan emaknya, secara memang kadang-kadang aku juga suka jualan opo to opo, dimulai dari batik Solo, batik dari daerah lain, mukena aneka jenis, tas tangan untuk kondangan, baju untuk pesta, baju muslimah, aneka bros, kerudung..(loh..malah iklan).
Memang Yik, kalo diurut-urut..aku ini ada darah sodagar (weleh, istilahe kok kolonial amat). Simbahku dari pihak ibu, mata pencahariannya adalah berjualan aneka sandang. Beliau tinggal di Wirosari, Purwodadi dan mempunyai kios di pasar sana. Barang dagangan diperoleh dari Pasar Klewer, Solo. Setelah simbah sedo, usaha tersebut dilanjutkan oleh budheku, di pasar yang sama. Meski dari dekade ke dekade dagangan mengalami penyusutan, tapi setidaknya sampai sekarang ini, dimana putro budhe sudah mandiri, berdagang tetap menjadi mata pencaharian budhe.yang dapat memenuhi kehidupan sehari-hari.
Jadi, selain gen bertani (dari Bapak), jelas gen sodagar itu mengalir juga ke aku dan anak turunku, buktinya ya Ulin ini.
Akhirnya Ulin tak kulakke aneka jepit dan pin jilbab (padune aku ya seneng aja sih borong sana borong sini). Cuma, sulit sekali menerangkan hukum pangsa pasar ke Ulin. Dia maunya dapat jual cepat dengan harga setinggi-tingginya. Kalo ketahuan jual terlalu mahal khan malu, dan konsumen tidak mau jadi pelanggan lagi. Tapi dia tidak mau mengerti. Aku minta dia survey dulu ke abang penjual jepit yang suka dipikul-pikul itu, kemudian baru tentukan harga, maksimal sama..syukur-syukur lebih murce..jadi yang beli seneng dan beli lagi lain hari. Tapi dia tidak mau! Maunya kulak jepit Rp. 300 dia jual Rp. 2000, padahal di abang tukang pikul aja dia lepas dengan Rp. 500. Piye iki?
Sampai sekarang, barang dangannya masih ditimang-timang..(dia sendiri pingin pake semua)..masih ada waktu untuk memberinya tutorial. Yang jelas, tidak boleh jualan di sekolah ya nak, ajak aja temennya main ke rumah.

Tidak ada komentar: