Jumat, Mei 23, 2008

Pulau Seribu





(ernut's post)
Ceritanya, sebulan ini aku ada kerjaan kantor menjadi anggota juri KUA teladan yang pemenangnya nanti mewakili DKI Jakarta untuk maju ke tingkat nasional. Berhubung di DKI ada 5 Kotamadya dan 1 kabupaten, maka tim menilai 6 pemenang dari masing-masing kota/kabupaten tadi. Lima KUA lokasinya di darat (istilah orang betawi), sedangkan yangt satu di pulau, yaitu kabupaten pulau seribu. Penilaian di darat berjalan biasa saja, sedangkan yang terakhir agak luar biasa. KUA yang mewakili Pulau Seribu adalah KUA Kep. Seribu Utara tepatnya di Pulau Harapan. Untuk menuju ke sana, tim harus sudah kumpul di kantor jam 06.00, terus berangkat ke Marina Ancol, dan akhirnya mulai "melaut" tepat jam 08.00. Memerlukan waktu 1,5 jam menggunakan kapal cepat untuk sampai ke Pulau Harapan. Di dalam kapal sumuk, dan gelombang lumayan mengocok perut (mulai ada yang mabuk laut).
Sesampai disana,..terlihat barisan rapi disepanjang pantai..apa itu? ternyata anak-anak sekolah sedang berbaris..sambil bernyanyi mars lagu sekolahnya untuk menyambut kami. Ibu-ibu yang terbagi dalam 3 kelompok membunyikan rebana sambil mengalunkan senandung qasidah tanpa henti..kemudian kami digiring menuju tenda besar di halaman KUA yang berpasir laut, di sana sudah berkumpul seluruh penduduk, tokoh masyarakat, aparat KUA dan juga Pemda..ya ampyuun..sebuah sambutan yang luar biasa.... Kami hanyalah tim penilai KUA teladan (dan ada juga tim penilai keluarga sakinah) yang bertugas menilai keadaan KUA sehari-harinya..rasanya agak berlebihan sambutan yang kami terima..aku tidak tega lihat anak-anak yang sudah kepanasen disuruh berdiri sejak pagi, aku lihat juga mereka ada yang pilek sentrup-sentrup..apa tidak makin pening kepalanya? Tak terasa aku malah mbrebes mili...hatikecilku berkata: sebetulnya tidak perlu sambutan semeriah itu... Anyway, kami harus menilai secara profesional sehangat apapun sambutan untuk kami...Penilaian keluarga sakinah dilaksanakan di pulau yang berbeda, yaitu Pulau Kepala, ada jalan setapak buatan yang menyambungkan kedua pulau itu. Tim harus diunjal satu-satu naik ojek untuk ke Pulau Kelapa itu. Setelah tugas selesai kami kembali ke darat melalui dermaga Pulau Kelapa dengan membawa aneka kenangan: keramahan, keterpencilan, dan aneka hidangan masakan ikan laut...dan beberapa ekor bandeng tanpa duri hasil budi daya penduduk setempat untuk buah tangan.

Tidak ada komentar: