Rabu, Juli 02, 2008

Anti Polutan


(ernut's post)
Kalau thathiet begitu pingin sansivera tanduk yang harga sak ler-nya aduhai itu...maka aku cukup puas dengan sansivera lugu ini..
Lugu atau mewah sebetulnya tergantung konsep berpikir kita juga..Bisa jadi, sansivera sederhana ini oleh orang-orang biasanya ditanam di pinggiran taman atau malah di sepanjang tepian got.
Tetapi sansiveraku ini, fisik boleh sama dengan yang dibicarakan di atas, tapi aura-nya, oh beda.
Kenapa? Pertama, sansi ini oleh-oleh papi, fresh from Bandung. (Pas kita weekend ke Bandung kemarin, memang aku tawar-tawar sansi jenis ini, si abang minta Rp. 7500 perpot-nya, Erfi adikku mbisikki untuk ditawar Rp. 3000 aja, tapi akhirnya transaksi gagal karena aku juga agak males nggotongnya ke Jakarta, toh di ibukota juga banyak. Nah, rupanya dari situ, namanya juga suami juara satu se-dunia..diem-diem si papi mborong sansi untuk dibawa ke CK, kejutan maunya, tapi mauku:.."waaa..tau gitu kemarin aku miling-miling yang jenis tanduk pujaan thathiet itu ya, kasep deh").
Kedua, sansi itu aku perlakukan istimewa, aku tata dalam satu pot, aku masukkan pot tadi ke dalam pot rotan, tanah pot aku tabur dengan batu kali, kemudian pot aku letakkan di pojok ruang tamu CK, manis.
Ketiga, aku punya pemikiran, sansi khan tanaman anti polutan, logikanya semua jenis sansi adalah anti polutan termasuk jenis yang ini, kalau yang murah saja juga anti polutan, kenapa cari yang mahal (apalagi kalau lagi bokek?).
Keempat, tunggu sampai Susi ngelap sansi sederhana ini dengan cairan minyak atau susu atau baby lotion, ditanggung makin kinclong.

Tidak ada komentar: