(ayik's post)
Ibunda suamiku yang artinya MbahUtinya Karin & Aizs berprofesi sebagai juru paes penganten dimasa mudanya. Termasuk dalam jajaran cukup dikenal didaerahnya, Tasikmadu-Karanganyar dan sekitarnya.
MbahUti piawai mendandani calon penganten dengan berbagai busana adat jawa; basahan, solo putri dsb. Beliau juga dikenal mempunyai pamor cukup baik dalam hal men"nyembagani" calon penganten, artinya memunculkan aura positif & cantik agar calon penganten tampil manglingi. Dan kebisaan ini tidak dimiliki oleh semua juru rias penganten. Apalagi yang keluaran masa kini. Biasanya MbahUti akan menjalankan tapa puasa beberapa hari sebelum memaes kliennya, sekedar ritual menurut kepercayaan jawa kuno pada umumnya.
Tapi kini di yuswanya yang menginjak 73 tahun, Mbah Putri sudah nonaktif, pelan-pelan menarik diri dari dunia perpaesan. Secara, fisik MBahUti sudah mengalami banyak degradasi...sudah mulai datang beberapa penyakit khas manula, rhematik-asamurat-darahtinggi. Hanya sesekali MbahUti diminta untuk nyepuhi ketika ada tetangga dan sanak kadang yang punya hajat, seperti kemaren sore, MbahUti masih memimpin acara tujuhbulanan tetangganya. Ketika kami para anak-menantu dan cucu ngariung di dalem Nglano, MbahUti ngasta berbagai sajen untuk tujuhbulanan, aneka jajan pasar nDesa...
Ah, MbahUti yang kami cintai, nampak begitu berbahagia melihat anak-cucu berkumpul sayuk rukun. Mbah Uti & MbahKung adalah teladan kami, berdua menikmati sisa usia dalam cinta kasih dan penghargaan yang bersahaja.Semoga, aku & Suami bisa meneladani apapun yang baik dari riwayat hidup dan cinta MbahUti & MbahKung...Sebagaimana pesan MbahKung " ambilah yang baik dari kehidupan kami, jadikan contoh...buanglah yang buruk dari apa yang pernah kami lakukan, jadikan pelajaran..."
Well, dari 5 menantu MbahUti, 3 diantaranya mendapat warisan ilmu perpaesan, Mbak Kartini dan Mbak Yun biarpun tidak buka rias manten namun bisalah diandalkan menjadi asisten MbahUti. Mbak Parni & Mbak Yuni bahkan sudah mengibarkan bendera rias temanten didesanya masing-masing. Tiga putrinya pun, Mbak Ning-Mbak Hardini dan Adik Janti pun trampil sekali merias penganten....Dan rupanya cuma aku menantu yang tidak mewarisi ketrampilan merias penganten ini, jangan kan merias orang lain...merias diri sendiri saja aku tak bisa...wah, benar2 bukan menantu idaman ya ?
Pekan Baca 2024
2 bulan yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar