(ayik's post)
Aku menyebutnya emping gepuk. Karena membuatnya dengan digepuk. Emping ini diproduksi sendiri oleh kakak iparku namanya Mbak Yun istrinya Pakdhe Kop.
Mbak Yun ini telaten sekali membuat emping gepuk, bahannya tak perlu dibeli karena melimpah ruah dihalaman rumahnya, pohon melinjo berbuah lebat jadi tinggal dipetik saja.
Setelah dikupas, buah melinjo ini digoreng dengan cara disangan (tanpa minyak blas), lalu dikupas kulit kerasnya dengan cara dithutuk/dipukul dengan uleg2 dalam kedaan panas2 seturun dari penggorengan. Makin panas, konon makin mudah cara mengupasnya. Segera setelah terkupas maka mlinjo sangan ini dithutuk lagi sampai penyet tapi jangan sampai tipis, jadi cukup 1 kali saja digepuk dengan mantap. Bunyinya mak pugh !
Nah setelah terkumpul banyak, maka emping mlinjo mentah ini masih harus dijemur dipanas matahari barang seharian. Supaya bila tidak langsung diolah masih bisa diawetkan sebagai bahan mentah. Bila dibutuhkan untuk diolah dengan prosedur lanjutan, maka emping gepuk ini digoreng lagi. Emping gepuk goreng ini kemudian dibumbui lagi, kalau mau yang manis saja ya cukup masukkan emping gepuk goreng kedalam larutan gula jawa pekat. Kalau mau yang berbumbu dan rasa pedas, ya campurkan cabe rawit uleg kedalam larutan gula jawanya. Gampang toh...? Lebih gampang lagi kalau kita tinggal mencomotya dari stoples di meja kita....wakakak....
Camilan yang ini juga mengandung warning, karena seringkali dituduh sebagai penyebab asam urat dan kolesterol tinggi. Jadi pikir2 sebelum melanjutkan mengemil sampai titik penghabisan dilodhong kita...Ehm..ehmm....ehmm
(apalane, yen panganan enak kok mesti nganggo di warning ya, Nut ? )
Pekan Baca 2024
2 bulan yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar