Senin, Juni 02, 2008

SUAMIKU SAYANG SUAMI MALANG


( Ika's post, numpang mejeng ya Yik n Na )

Jodoh adalah urusan Yang Maha Kuasa, begitu juga dengan diriku … tak pernah menyangka jika akhirnya bisa menikah dengan Mas Budi Widodo setelah melalui liku-liku percintaan yang menguras air mata (hik… hikkk, jangan nanggis sik no Na n Yik). Dari 5 sekawan hanya aku yang cinta produksi dalam negeri, karena hanya aku yang menikah dengan sesama lulusan UNS sedangkan keempat sobatku Erna, Ayik, Milah dan Tatit memilih produk import.



Perjalanan rumah tangga kami alhamdullilah berjalan seperti keluarga lainnya dan telah menghasilkan dua perjaka yang ganteng Wibi dan Dio. Hampir 16 tahun kami mengarungi bahtera l rumah tangga (tanggal 25 Juni nanti pas 16 tahun lho, ojo lali kadonya ya ) ada saja sih riak-riak kecil dan ribut ribut kecil tapi kami bikin enjoy aja anggap saja sebagai proses pendewasaan diri (sok ya! ). Perbedaan umur kami hanya 1 tahun 6 bulan, dahulu salah satu alasan orang tuaku melarang kami berhubungan adalah perbedaan umur yang sangat sedikit. Padahal mas Budi itu orangnya sangat dewasa banget, pokoknya bisa ngertiin aku dan sayang banget sama aku.



Saking terlihat dewasanya, banyak orang yang sebelumnya belum pernah mengenal kami menyangka perbedaan umur kami bertaut jauh. Nggak tahu ya apa karena mas Budi yang berwajah boros umur atau karena aku yang terlihat imut ya ( ihh…. narzis banget ). Yang jelas sih mungkin karena rambut mas Budi yang kian hari semakin menipis, jadi terlihat tua… kali.



Gara-gara hal tersebut aku pernah disangka menikah dengan duda, pernah juga dibilang selingkuhannya bapak-bapak yakni Pak Budi, duh malang nian bojoku. Hal tersebut kami ketahui setelah tetangga-tetangga membocorkan cerita sewaktu Wibi khitan. Ceritanya begini friend, 2 tahun lalu kami membangun rumah di sebuah perumahan baru tepatnya di belakang perumahan Arcamanik Endah (tempat kami ketika kami jadi kontraktor). Perumahan tersebut bernama Permata Indah Arcamanik masih berujud kavling dan baru kami yang akan membangun rumah. Di depan komplek kami memang sudah ada komplek lain yang sudah padat, mahlum perumahan menegah ke bawah dan kebetulan tidak ada pagar pembatas antar komplek sehingga tetangga komplek lain bisa melihat jelas kegiatan kami .



Ketika masa pembangunan rumah kami bolak-balik mengawasi pembangunan rumah agar sesuai dengan rencana yang kami inginkan. Nah karena kesibukan kami, setiap mengawasi pembangunan rumah kami hampir tidak pernah semobil. Kami bertemu ya di rumah yang sedang dibangun itu, pokoke kami bawa mobil sendiri-sendiri. Ternyata hal tersebut jadi bahan gosip oleh tetangga komplek lain (kaya seleb ya….), isu yang beredar tuh selingkuhannya dibikinkan rumah jadi cari rumah yang masih sepi. Ketika kami sudah pindah ke rumah baru ternyata isu yang beredar berubah, neng Ika menikah dengan duda dan ada yang bilang neng Ika itu istri muda. Kenapa isu tersebut berubah, karena mereka melihat tiap hari mas Budi pulang malam hari dan berangkat pagi hari khan nggak mungkin selingkuhan pasti dah nikah. Jadi selama ini mereka setiap hari melihat aktivitas kami, wah….. musti hati-hati nih.



Gosip ini sempat terdengar oleh ibu mertua, jelas beliau mencak-mencak dong. Beliau nggak rela anaknya dibilang dah menikah lebih satu kali. Sudah saya jelaskan pada beliau bahwa bagaimanapun gosipnya saya selalu mencintai anak laki-lakinya, Insya Allah sampai ajal menjemput (duilahh……., don’t worry mami mertua ).

(gbr dr paman gugel)



Tidak ada komentar: